Powered By Blogger

Sabtu, 24 November 2012

IKD 2




BAB I
                                            PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Konsep dapat disebut juga ide-ide, yaitu kesan-kesan yang abstrak dari lingkungan yang diorganisir melalui symbol-symbol yang nyata. Misalnya konsep mengenai obyek, sifat-sifat dan kejadian dan lain-lain. Kumpulan dari konsep-konsep ini akan menyusun kerangka konseptual atau model konseptual yang tersusun dari idea-idea abstrak dan umum dan preposisi yang menspesifikasi hubungan diantara keduanya.
Model konseptual merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan tentang serangkaian idea-idea global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi atau kejadian, terahadap suatu ilmu dan pengembanganya. Model konseptual ini dapat dijabarkan sebagai serangkaian konsep dan asumsi yang beritegrasi menjadi suatu gamabaran yang bermakna. Model konseptual sering tersusun sebagai hasil pendalaman intuitif seorang ilmuwan yang terutama terjadi dalam lingkup keilmuan disiplin terkait. Model konseptual amat penting sebagai landasan perkembangan disiplin ilmu tertentu Model konseptual keperawatan memiliki area fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep, yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.
Teori adalah kumpulan konsep-konsep, definisi-definisi, dan usulan-usulan yang memproyeksikan sebuah pandangan sistematis atau fenomena dengan merangcang hubungan-hubungan khusus diantara konsep-konsep untuk keperluan penggambaran, penjelasan, perkiraan, dan atau mengendalikan fenomena.
Teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan, menjelaskan fenomena
(proses, peristiwa, kejadian) mengenai keperawatan. Teori keperawatan dapat membedakan antara keperawatan dengan disiplin dan aktivitas lain didalam memberikan pelayanan untuk mencapai tujuan dengan menguraikan, menjelaskan dan mengontrol kriteria hasil yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
            Berdasarkan hal diatas penulis menganggap bahwa model konsep keperawatan sangat penting untuk dipelajari. Oleh karena itu dalam makalah yang kami buat ini kami membahas tentang konsep keperawatan yang kami beri judul Teori dan Model Konseptual dalam Keperawatan Menurut Virgina Henderson”.






1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu menghubungkan antara konsep / ilmu dengan segala pemikiran dan tingkah lakunya dalam merancang atau menyusun suatu rencana asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarga sesuai kasus secara teori dengan benar.


1.2.2 Tujuan Khusus
*    Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar teori dan model keperawatan Virginia Henderson
*    Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip umum teori dan model konsep keperawatan dari Virginia Henderson
*    Mahasiswa mampu merancang /menyusun rencana asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarga sesuai kasus - kasus yang disajikan menggunakan pendekatan teori dan model keperawatan Virginia Henderson.












1.1  Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
1.1.1        Latar Belakang
1.1.1.1              Tujuan Penulisan
1.1.1.2              Tujuan Umum
1.1.1.3              Tujuan Khusus
1.1.2        Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
   2.1 Teori Konsep Keperawatan Virginia Henderson
               2.1.1    Konsep Utama Teori
               2.1.2    Hubungan Dengan Konsep Utama Keperawatan
               2.1.3    Hubungan Dengan Ciri Keperawatan
2.1.4    Kekuatan dan Kelemahan Teori Henderson


BAB III PENUTUP

   3.1 Kesimpulan
   3.2 Saran


DAFTAR PUSTAKA






BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Konsep Keperawatan Virginia Henderson
Virginia Henderson,  (November 30, 1897-19 Maret 1996) adalah seorang perawat, peneliti, teori dan penulis. Beliau  lahir di Kansas City, Missouri, anak kelima dari delapan anak dari Lucy Abbot Henderson dan Daniel B. Henderson. Dia lulus dari Sekolah Keperawatan Angkatan Darat, Washington, DC pada tahun 1921. Dia lulus dari Teachers College, Columbia University dengan gelar MA di bidang pendidikan keperawatan.
Virginia Henderson memperkenalkan defenition of nursing (defenisi keperawatan). Defenisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya. Ia menyatakan bahwa defenisi keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis. Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah defenisi keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya keperawatan adalah model konsep aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu baik yang sakit atau yang sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan, penyembuhan, serta agar meninggal dengan damai. Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal dengan “The Activities of Living”.Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin.Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter.Akan tetapi perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien

2.1.1      Konsep Utama Teori
Konsep utama teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.
1.    Manusia
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan. Keempat belas kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut.
a)      Bernapas secara normal;
b)      Makan dan minum dengan cukup;
c)      Membuang kotoran tubuh;
d)     Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan;
e)      Tidur dan istirahat;
f)       Memilih pakaian yang sesuai;
g)      Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan;
h)      Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen;
i)        Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai;
j)        Berkomunikasi dengan orang lain dalam menungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut, atau pendapat;
k)      Beribadah sesuai dengan keyakinan;
l)        Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi;
m)    Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi;
n)      Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Keempat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual kebutuhan dasar poin a-i termasuk komponen kebutuhan biologis, poin j dan n termasuk komponen kebutuhan psikologis, poin k termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen l dan m termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit).
2.    Keperawatan
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence didalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan manusia (14 komponen di atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.
3.    Kesehatan
Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.




4.    Lingkungan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan, antara lain :
*      Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut;
*      Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis;
*      Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan;
*      Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam memberikan resep;
*      Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang kontruksi bangunan dan pemeliharaannya;
*      Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan adanya bahaya.
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dengan klien. Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
a)      Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien;
b)      Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien;
c)      Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti didalam memenuhi kebutuhan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemampuan pasien yang berkurang. Di sini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”. Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirin ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun manusia yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien. Sebagai mitra, perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien. Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada dokter. Rencana perawatan yang dirumuskan perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang dilakukan oleh dokter.

2.1.2  Hubungan Dengan Konsep Utama Keperawatan
Defenisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik keperawatan menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi pasien, yang smula bergantung pada orang lain menjadi mandiri. Perawat dapat membantu pasien beralih dari kondisi bergantung (dependent) menjadi mandiri (independent) dengan mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi 14 komponen penanganan perawatan dasar. Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien berdasarkan 14 komponen di atas. Dalam mengumpulkan data, perawat menggunakan metode observasi, indera penciuman, peraba, dan pendengaran. Setelah data terkummpul, perawat menganalisis data tersebut dan membandingkannya dengan pengetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil analisis tersebut menentukan diagnosis keperawatan yang akan muncul. Diagnosis keperawatan menurut Henderson, dibuat dengan mengenali kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhannya, dengan atau tanpa bantuan, serta dengan mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki individu.
Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan rencana kebutuhan sesuai kebutuhan indiviu, termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika ditemukan adanya perubahan, serta dokumentasi bagaimana perawat membantu individu dalam keadaan sehat atau sakit. Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat membantu individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana perawatan guna memelihara kesehatan individu, memulihkannya dari kondisi sakit, atau membantunya meninggal dalam damai. Intervensi yang diberikan perawat sifatnya individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang budaya, keseimbangan emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik individu. Terakhir, perawat mengevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan menilai kemandirian pasien dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
2.1.3  Hubungan Dengan Ciri Keperawatan
1.      Teori dapat berhubungan dengan konsep sebagai suatu cara untuk membuat titik pandang yangberbeda pada fakta yang terjadi.
 Henderson menggunakan konsep berdasarkan kebutuhan dasar manusia, biopsikologi, budaya dan komunikasi dalam berinteraksi. Pentingnya keseimbangan psikologi dan psikologikal dalam membuat keputusan tentang peleyanan keperawatan, konsep budaya yang mempengaruhi kebukebutuhan manusia dipelajari dari keluarga dan kelompok sosial lainnya. Perawat dapat membantu individu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Konsep komunikasi; kepekaan akan komukasi non verbal dapat membantu mengekspresikan keinginan yang akan disampaikan. Disamping itu suasana hati yang damai juga sebagai syarat untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan pasien untuk dapat menjalin hubungan baik antara pasien dengan perawat.
2.      Teori harus logis secara umum.
Definisi dari teori Handerson adalah logis. Perawat membantu individu dalam menampilkanaktivitas yang mendukung kesehatan., masa pemulihan, meniggal dengan damai dan dapatmenciptakan dengan kemandirian secepat mungkin. Keempat belas komponen tersebut merupakan petunjuk bagi individu dan perawat dalam menapai tujuan yang dipilih . Komponen tersebut diawali oleh fungsi phisiologi dan kemudian aspek psikososial yang dapat menyampaikan bagainana keadaan jasmani yan merupakan hal utama pada emosi dan status kesadaran.
3.      Teori harus relatif sederhana secara umum.
Teori Henderson relatif sederhana secara umum dengan batasan yang sama. Karyanya dapat diterapkan pada kesehatan individu dari segala usia, dan perawatan bermanfaat untuk berbagai tingkatan dan berbagai budaya. Selain itu Henderson menganjurkan untuk melakukan penelitian dalam keperawatan.
4.      Dengan teori , seseorang dapat menyumbangkan dan membantu dalam meningkatkan segala Ilmu pengetahuan dengan berbagai disiplin melalui penerapan penelitian untuk pengesahannya. Pemikiran Henderson tentang praktik keperawatan diterima dengan baik oleh seluruh dunia sebagai dasar pemberian pelayanan perawatan.
5.      Teori dapat dimanfaatkan oleh praktisi keperawatan sebagai pedoman, dan untuk meningkatkan kemampuan praktik mereka.
Secara teori perawat harus memperbaiki praktik keperawatan dengan menggunakan pengertian Henderson, serta ke 14 komponennya untuk meningkatkan kesehatan individu, dan pemulihan dari penyakit. Hasil akhir yang diharapkan akan menjadi ukuran dari angka kesembuhan, peningkatan, dan pemeliharaan kesehatan, serta meninggal dengan damai.
6.      Teori harus konsisten dengan teori, hukum, dan prinsip yang sah, tetapi akan meninggalkan pertanyaan terbuka yang tidak terjawab, dan dibutuhkan untuk diteliti. Konsep kebutuhan dasar manusia, budaya, kemandirian, dan komunikasi dalam berinteraksi sangat banyak dipertanyakan oleh peneliti keperawatan, dan juga di bidang soaial, serta psikologi. Perawat harus menerapkan responsibilitas dalam melakukan investigasi pada praktik keperawatan. Tujuan selanjutnya harus tergambarkan pada ukuran dari kondisi kesejahteraan konsumen, kepuasan, dan rasa memiliki.


2.1.4  Kekuatan dan Kelemahan Teori Henderson
ü  Kekuatan
1)      Teori Henderson didasari oleh keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karir keperawatannya, bukan teori / model yang abstrak semata.
2)      Henderson mendefinisika profesi keperawatan: bahwa profesi keperawatan adalah profesi yang mandiri yang tidak hanya tergantung pada instruksi dokter.
ü  Kelemahan
1)      Pandangan dan pendapatnya hanya berfokus pada satu pihak yaitu pada penyembuhan fisik semata atau pada upaya memandirikan pasien.
2)      Teori kurang pragmatis.


















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
        Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya keperawatan menurut Handerson adalah membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang memiliki konstribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya, yang mana individu akan mampu mengerjakan tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan, kemauan, dan pengetahuan yang dibutuhkan.

3.2 Saran
          Semoga kedepan dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, diikuti pula dengan perkembangan teori keperawatan yang kemudian dapat diterapkan dalam praktik dunia keperawatan, agar pengetahuan dan kualitas dunia kesehatan khususnya di bidang keperawatan akan menjadi lebih baik lagi.















DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
http://promkesbangli.blogspot.com/2012/09/teori-dan-model-konsep-keperawatan.html





















www.bing.com
www.google.com
www.yahoo.com

1 komentar: