MAKALAH
PERINGATAN HARI PAHLAWAN
PENGGUGAH SEMANGAT PATRIOTISME
PEMUDA INDONESIA
Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kewarganegaraan
Disusun
oleh :
Nama : Muhtarul Anam
N.I.M. : C.0105.12.022
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKes BUDI LUHUR CIMAHI
2012/ 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha
Kuasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya meskipun dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Harapan kami semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman, juga membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga untuk kedepannya
kami dapat memperbaiki bentuk maupun isimaklah ini dengan lebih baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah Yang Maha Kuasa senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Cimahi, Desember 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Masalah
Dewasa ini terjadi penurunan jiwa patriotisme dikalangan
generasi penerus bangsa. Hal ini dapat tercermin jelas dari sikap siswa-siswi
terdidik dalam mengikuti tata upacara bendera, sebagai perserta seharusnya
mereka menyimak dan memperhatikan dengan seksama agar memperoleh suatu arti
perjuangan dan pengorbanan yang telah diberikan oleh pahlawan bangsa. Hari Pahlawan atau Hari
Pahlawan Nasional dapat merujuk pada sejumlah peringatan hari pahlawan
nasional di berbagai negara. Hari Pahlawan sering diselenggarakan pada hari kelahiran pahlawan
nasional maupun peringatan
peristiwa yang mengantarkan mereka jadi pahlawan.
Jiwa
Patriotisme harus tertanam sejak dini sehingga membentuk suatu karakter
generasi penerus bangsa yang cinta dan menghargai tanah air, sebagai generasi
penerus bangsa kita sadar tidak cukup hanya menghargai jasa-jasa pahlawan namun
kitapun harus mengemban tugas sebagai penerus bangsa yaitu melanjutkan perjuangan
bangsa.
Mencoba
menelisikan lebih dalam pelaksanaan tata upacara bendera saat ini berjalan
sudah cukup baik namun masih terdapat kekurangan pada perserta, petugas upacara
dan sarana prasarana.
Indikator
yang nampak ialah tidak khitmatnya pelaksanaan upacara bendera karena peserta
menyibukan diri sendiri dengan berbagai perilaku untuk menghilangkan rasa jenuh
dan lelah. Petugas upacara terlihat kurang serius dalam membawakan tugasnya dan
tidak bisa mengefisienkan waktu. Selain itu, sarana prasana yang digunakan
dalam upacara bendera kurang menunjang seperti : tiang bendera, pengeras suara
dan tempat yang digunakan dalam upacara.
Oleh
karena itu, kami sebagai generasi penerus bangsa merasa perihatin akan kualitas
tata upacara bendera yang terjadi dikalangan lembaga pendidikan.
I.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah yang dimaksud dengan patriotisme?
2.
Sikap-sikap patriotisme
itu seperti apa?
3.
Faktor apa saja yang menyebabkan penurunan jiwa patriotisme pada kalangan generasi
penerus bangsa?
4.
Cara
meningkatkan rasa cinta tanah air / jiwa patriotis Negara Indonesia ?
5.
Bagaiman Tata Upacara sebagai contoh patriotisme ?
I.3.
Tujuan Penelitian
Sejalan
dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Pengertian patriotisme
2. Sikap-sikap patriotism dan manfaatnya
3. Faktor penyebab terjadinya penurunan jiwa patriotisme
pada kalangan generasi penerus bangsa
4. Cara meningkatkan rasa cinta tanah air / jiwa
patriotis Negara Indonesia;
5. Peran tata upacara bendera, hal-hal yang harus
dibenahi dan solusi upacara untuksemakin menumbuhkan jiwa patriotis.
I.4.
Kegunaan Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoretis maupun
secara praktis. Secara teoritis proposal ini berguna sebagai pengembangan
konsep pembentukan karakter anak bangsa yang berjiwa patriotisme melalui
upacara bendera. Secara praktis proposal ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.
Penulis, sebagai
wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang pembentukan
karakter anak bangsa yang berjiwa patriotisme melalui upacara bendera;
2.
Pembaca, sebagai
media informasi tentang konsep penelitian tentang pembentukan karakter anak
bangsa yang berjiwa patriotisme melalui upacara bendera baik secara teoritis
maupun praktis.
I.5. Metodologi Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan data – data dari buku
sumber dan internet yang saya dapat. Kemudian semua itu saya kombinasikan
dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitar.
I.6.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk
mengumpulkan data, penulis menetukan dengan cara wawancara dan pengamatan.
Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si peneliti dengan objek
penelitian. Sedangkan pengamatan yaitu dengan cara melakukan pengamatan
terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar saya.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1.
Pengertian
Patriotisme
berasal dari kata Patriot, yang artinya adalah pecinta dan pembela tanah air.
Sedangkan Patriotisme maksudnya adalah semangat cinta tanah air. Pengertian patriotisme
adalah sikap untuk selalu mencintai atau membela tanah air, seorang pejuang
sejati, pejuang bangsa yang mempunyai semangat, sikap dan perilaku cinta tanah
air, dimana ia sudi mengorbankan segala-galanya bahkan jiwa sekalipun demi
kemajuan, kejayaan dan kemakmuran tanah air.
Pahlawan (Sanskerta: phala-wan yang berarti orang yang dari
dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara,
dan agama) adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya
dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani.
Patriotisme atau kepahlawanan adalah watak untuk berkorban guna sesuatu tugas besar
dan cita - cita besar sebagai perluasan dari “pahlawan adalah ia yang berkorban
untuk tugas besar dan citaa - cita besar”. Kepahlawanan bukan monopolinya
seseorang atau segolongan tetapi kepahlawanan adalah suatu perhiasan watak,
yang setiap rakyat kita dapat memiliki, asal ia bersedia berkorban untuk “un
grand devoir” (untuk sesuatu tugas besar) atau untuk “une grand idée” (untuk
sesuatu cita - cita besar).
Tugas besar dan cita-cita besar itu ialah tidak lain daripada hidup merdeka,
bernegara kebangsaan, sederajat dengan bangsa - bangsa lain dalam keadaan rakyat
semua memperkembangkan dan dapat menyuburkan nilai - nilai kemanusiaannya. Dan
bila yang dimaksud dengan semangat kepahlawanan itu adalah cara berdaya dan
berusaha untuk menjalankan tugas besar dan cita - cita besar itu, maka
teranglah kiranya, bahwa cara amal dan cara perbuatan itulah yang penting
sekali.
Amal dan perbuatan, dijiwai dengan semangat bersedia untuk berkorban,
menentukan nilai dan mutu kepahlawanan setiap orang. Tidak sedikit pula yang
diharapkan dari kita semua amal dan perbuatan yang sesuai dengan keadaan yang
nyata daripada Rakyat kita dewasa ini.
Untuk
itupun diperlukan dari kita sekalian keberanian dan kejujuran dalam menilai
keadaan dan perasaan rakyat kita yang sebenar-benarnya. Untuk negara pancasila,
para pahlawan rakyat kita dulu itu berjoang dan berkorban. Mereka meninggalkan
kepada kita dewasa ini suatu amanat suci dan amanat keramat yakni amanat
kepahlawanan rakyat Indonesia, amanat tentang caranya melaksanakan amanat
penderitaan rakyat kita.
Pada pokoknya, cara-cara perjuangan dan kebaktiannya itu ialah secara
revolusioner, secara dinamis, secara heroik dan patriotik, dan terutama secara
jujur dan ikhlas, dengan selalu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
II.2. Patriotisme
Pemuda
Patriotisme
pemuda Indonesia telah memiliki peranan penting dalam mengubah perjalanan
sejarah bangsa. Mulai dari Sumpah Pemuda tahun 1928 hingga era reformasi 1998.
Semuanya tak lepas dari peran pemuda pada saat itu.
Semangat
patriotisme generasi muda ini masih diperlukan kendati kemerdekaan Republik
Indonesia telah memasuki usia yang ke 64 tahun. Bagaimana generasi muda saat
ini membuktikan patriotismenya kepada bangsa dan negara ?
Menurut
saya banyak cara yang bisa dilakukan para generasi muda untuk menunjukkan rasa
patriotismenya. Yakni dengan mengisi kegiatan sehari-harinya dengan hal-hal
yang positif dan berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat dan bangsa. Seperti
lewat kegiatan olahraga, seni, diskusi, pendidikan dan lain sebagainya.
Generasi
muda yang anti patriotisme adalah mereka-mereka yang melakukan hal-hal yang
bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan, norma sosial dan agama serta yang
dapat merugikan dirinya sendiri. Seperti mengkonsumsi narkotika dan obat-obatan
terlarang, gemar minum minuman keras, pergaulan bebas dan sejenisnya adalah
bentuk dari sikap anti patriotisme.
Seharusnya
para pemuda indonesia menerapkan prinsip Student Today, Leader Tomorrow.
Maksudnya pemuda harus terus belajar meningkatkan kualitas dirinya, sehingga
kelak dapat menjadi pemimpin yang baik. Karena Pendidikan memiliki peran
penting dalam membentuk jiwa patriotisme para generasi muda.
II.3.
Ciri - Ciri Patriotisme
1) Cinta tanah air;
2) Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
di atas kepentingan kelompok dan individu;
3) Tidak kenal menyerah;
4) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara.
II.4. Kegiatan - Kegiatan yang
Mencerminkan Jiwa Patriotisme
1) Upacara peringatan hari pahlawan.
![]() |
Upacara peringatan hari pahlawan merupakan kegiatan yang san gat positif untuk mengenang jasa – jasa pahlawan yang telah gugur saat berusaha untuk merebut NKRI dari tangan para penjajah di kala itu. Peringatan hari pahlawan sendiri dilakukan setiap tanggal 10 November. Berikut ini merupakan contoh upacara yang dilakukan dalam rangka memperingati hari pahlawan :
2) Mengikuti kegiatan bakti sosial.
![]() |
Bakti sosial merupakan kegiatan yang mencerminkan kepedulian masyarakat. Dewasa ini sangat banyak terjadi bencana di indonesia, oleh karena itu bakti sosial sangat diperlukan oleh masyarakat khususnya masyarakat yang menjadi korban bencana. Berikut ini contoh kegiatan bakti sosial yang dilakukan pada korban bencana banjir di daerah Baleenda Kabupaten Bandung Jawa Barat.
3) Mengikuti kegiatan kepemudaan, seperti pramuka dan
palang merah remaja.
![]() |
Kepramukaan dan palang merah remaja merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mngabdikan dirinya pada negara. Berikut ini contoh kegiatan yang dilakukan :
4) Mengikuti apresiasi seni budaya
![]() |
Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam budaya dari sabang sampai merauke. Kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia merupakan hal yang patut di banggakan dan dijaga dengan baik. Apabila kita tidak dapat menjaga kekayaan budaya yang kita miliki, bisa saja budaya tersebut hak miliknya direbut oleh bangsa lain. Berikut ini merupakan salah satu budaya Indonesia yang beberapa waktu lalu sempat diklaim oleh Malaysia sebagai budaya mereka.
II.5. Sikap
Patriotisme
Selain
memiliki sikap kepahlawanan para pejuang bangsa kita juga memiliki sikap
patriotisme. Patriotisme artinya cinta tanah air. Para pahlawan pendahulu kita
berjuang mengusir penjajah tentunya didasari oleh rasa cinta tanah air. Mereka
tidak rela bangsanya diinjak-injak oleh para penjajah. Seperti yang sudah
dicontohkan oleh Kapitan Pattimura dalam riwayat di atas. Sikap patriotisme
tidak hanya dimiliki oleh para pahlawan bangsa. Sebagai warga negara yang baik
kita pun harus memiliki sikap patriotisme. Siapa lagi yang mencintai bangsa ini
kalau bukan kita, warga negara Indonesia? Perjuangan kita saat ini sudah
bukanlah perjuangan melawan para penjajah. Setelah merdeka, justru tantangan
semakin besar. Kita saat ini mesti berjuang melawan kemiskinan, kebodohan dan
keterbelakangan. Sikap patriotisme dapat diwujudkan dalam banyak hal. Wujud
sikap patriotisme antara lain sebagai berikut:
Mencintai dan menggunakan produk-produk dalam negeri
merupakan bagian dari cinta tanah air. Dengan menggunakan produk dalam negeri
berarti kita memberi keuntungan kepada warga Indonesia sendiri. Baik pembuatnya
ataupun pedagangnya. Berarti juga memberi keuntungan kepada negara. Sebenarnya
produk-produk dalam negeri tak takkalah dengan produk luar negeri. Bahkan
banyak produk-produk asli buatan Indonesia yang ditiru orang luar negeri.
2. Tidak merusak lingkungan hidup
Lingkungan hidup haruslah dijaga kelestariannya.
Merusaknya berarti kita tidak mencintai tanah air. Lingkungan hidup yang rusak
akan merugikan manusia sendiri.
3. Ikut serta memelihara fasilitas umum
Fasilitas umum merupakan sarana yang disediakan oleh
pemerintah untuk kebutuhan masyarakat. Contohnya adalah telepon umum, jembatan,
halte, kereta api dan lain-lainnya. Jika kita merusak fasilitas umum akan
merugikan orang lain dan negara. Kita sendiri juga tidak dapat menggunakannya
lagi.
4. Ikut serta dalam pembangunan bangsa
Negara kita harus terus membangun agar lebih maju dan
kehidupan rakyatnya lebih baik. Bila kita ingin mencintai tanah air, maka kita
harus ikut serta dalam pembangunan. Ikut serta dalam pembangunan bisa
diwujudkan dengan taat membayar pajak, menjadi pegawai yang baik, dan
sebagainya.
5. Mentaati peraturan yang ada
Peraturan dibuat agar masya-rakat tertib dan nyaman.
Jika kita melanggar peraturan akan merugikan diri kita sendiri. Bahkan orang
lain dan negara juga akan dirugikan. Berarti jika kita melanggar peraturan
berarti kita tidak cinta tanah air.
6. Melestarikan budaya bangsa
Budaya bangsa merupakan kekayaan bangsa. Menjaga
keles-tarian budaya bangsa berarti mencintai bangsa dan tanah air. Kita harus bangga
memiliki budaya bangsa yang beragam dan unik. Orang asing saja banyak yang
mengagumi budaya bangsa kita. Termasuk melestarikan budaya bangsa adalah
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Contoh
sikap patriotisme dalam kehidupan sehari-hari sangatlah banyak. Kamu bisa
memulai dari hal yang sederhana. Sebagai siswa kamu dapat
menunjukkan sikap patriotisme dengan cara belajar yang rajin. Sebab dengan belajar yang rajin berarti kamu sudah ikut serta dalam perjuangan memberantas kebodohan dan keterbelakangan. Kamupun dapat mewujudkan sikap pariotisme dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat. Dapatkah kamu memberi contoh lain dari sikap patriotisme yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari?
menunjukkan sikap patriotisme dengan cara belajar yang rajin. Sebab dengan belajar yang rajin berarti kamu sudah ikut serta dalam perjuangan memberantas kebodohan dan keterbelakangan. Kamupun dapat mewujudkan sikap pariotisme dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat. Dapatkah kamu memberi contoh lain dari sikap patriotisme yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari?
II.6. Manfaat
sikap Patriotisme
Kita
tahu patriotisme merupakan wujud sikap cinta tanah air. Pendidikan yang baik
adalah pendidikan yang menyentuh aspek jiwa pada pelajar. Patriotisme membawa
kemajuan bangsa apalagi dalam bidang pendidikan. Sikap patriotisme,
nasionalisme, dan hidup mandiri merupakan hal yang sangat penting. Karena akan
membawa kemakmuran dan kemajuan suatu bangsa. Program ini harus ditanamkan pada
anak sejak dini. Dengan menanamkan sikap tersebut sejak dini generasi penerus
kita mampu bertindak sesuai dengan nuraninya dan mampu membangun bangsa tanpa
tergantung pada bangsa lain.
Mengingat
pentingnya hal tersebut sehingga harus diajarkan pada anak sejak usia dini.
Sebab pendidikan yang diberikan pada anak sejak dini dapat memberikan dasar
pengetahuansecara spiritual, emosional, dan intelektual dalam mencapai potensi
yang optimal. Jika pendidikan sudah diberikan dengan tepat sesuai dengan bakat
dan lingkungan peserta maka lima atau sepuluh tahun ke depan negara kita akan
memiliki aset SDM yang berkualitas dan tangguh sehingga dapat bersaing dengan
bangsa lain dan memiliki keunggulan
II.7. Manfaat Sikap Patriotisme Dalam Pendidikan
Kita
tahu patriotisme merupakan wujud sikap cinta tanah air. Pendidikan yang baik
adalah pendidikan yang menyentuh aspek jiwa pada pelajar. Patriotisme membawa
kemajuan bangsa apalagi dalam bidang pendidikan. Sikap patriotisme,
nasionalisme, dan hidup mandiri merupakan hal yang sangat penting. Karena akan
membawa kemakmuran dan kemajuan suatu bangsa.
Program
ini harus ditanamkan pada anak sejak dini. Dengan menanamkan sikap tersebut
sejak dini generasi penerus kita mampu bertindak sesuai dengan nuraninya dan
mampu membangun bangsa tanpa tergantung pada bangsa lain. Mengingat pentingnya
hal tersebut sehingga harus diajarkan pada anak sejak usia dini. Sebab
pendidikan yang diberikan pada anak sejak dini dapat memberikan dasar
pengetahuan secara spiritual, emosional, dan intelektual dalam mencapai potensi
yang optimal. Jika pendidikan sudah diberikan dengan tepat sesuai dengan bakat
dan lingkungan peserta maka lima atau sepuluh tahun ke depan negara kita akan
memiliki aset SDM yang berkualitas dan tangguh sehingga dapat bersaing dengan
bangsa lain dan memiliki keunggulan.
II.8. Hubungan Patriotisme dengan Pemuda Saat Ini
Hubungan sifat patriotisme dalam permasalahan pemuda
saat ini sangat berpengaruh karena apabila sikap ini tidak dimiliki pemuda,
kita pemuda (generasi penerus) yang seharusnya membawa negara ini ke arah yang
lebih baik, malah bisa melenceng ke arah yag tidak benar. Contoh sempitnya
dibawah ini beberapa pemuda yang tidak mempunyai sikap patriotisme :
2. Tidak mengikuti upacara dengan hidmat
dari gambar dan
keterangan diatas bisa diambil kesimpulan bahwa siswa wajib memiliki sikap
patriotisme, karena sifat ini sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar
dan mempengaruhi kehidupan dimasa mendatang.
II.9. Faktor Penyebab Terjadinya Penurunan Jiwa
Patriotisme pada Kalangan Generasi Penerus Bangsa
Banyak
faktor yang mempengaruhi penurunan jiwa patriotisme pada kalangan generasi
penerus bangsa Indonesia, diantaranya pengaruh globalisasi dan informasi, serta
kurangnya pendidikan fisik terutama di bidang kesejarahan. Hal ini seakan
menjadi ancaman serius bagi generasi muda dalam memaknai dan menggelorakan
semangat kemerdekaan di dalam jiwa mereka.
Penyebab
utama dari memudarnya semangat patriotisme dan kebangsaan dari generasi penerus
bangsa terutama disebabkan contoh yang salah dan kurang mendidik yang
diperlihatkan generasi tua atau kaum tua yang cenderung mementingkan
kepentingan pribadi dan golongannya daripada mendahulukan kepentingan bangsa
dan rakyat. Kaum tua juga tidak memberikan contoh sikap disiplin dan rasa
tanggungjawab terhadap suatu apapun.
Kurangnya
patriotisme dan hilangnya spirit kemerdekaan di kalangan generasi penerus
bangsa saat ini ternyata membawa dampak atau pengaruh yang cukup besar terhadap
keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saat ini.
II.10.
Cara Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air/Jiwa Patriot Negara Indonesia
Sebagai
warga negara Indonesia sudah selayaknya kita menghormati bangsa dan negara kita
sendiri apapun adanya dan kondisinya. Orang-orang yang tidak menghormati serta
membenci bangsa dan negara tempat kelahirannya bisa disebut sebagai penghianat.
Apa salahnya tanah air kita yang begitu kaya raya dan indah, karena kesalahan
hanya ada pada manusia-manusianyalah yang menciptakan kebencian.
Dengan
adanya rakyat yang mencintai tanah airnya, maka negara akan aman dari berbagai
macam gangguan yang datang baik dari dalam maupun dari luar negara. Dengan
cinta tanah air kita dapat bahu membahu membangun negri ini agar bisa sejajar
dengan negara-negara maju. Dengan menyayangi negara indonesia ini kita akan berupaya
sekuat tenaga memberikan yang terbaik bagi sesama, bukan malah
menghancurkannya. Banyak pihak asing yang ingin menguasai dan merusak negara
kita, sehingga perlu kita jaga dan pertahankan hingga titik darah penghabisan.
Kalau bukan kita siapa lagi? dan kita mau tinggal di mana kalau kita kehilangan
negara ini.
Tips
cara memunculkan serta meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa
(Jiwa Patriotisme) Indonesia :
1.
Mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan pejuang kemerdekaan kita serta
menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan.
2.
Menghormati upacara bendera sebawai perwujudan rasa cinta tanah air dan bangsa
Indonesia.
3.
Menghormati simbol-simbol negara seperti lambang burung garuda, bendera merah
putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan lain sebagainya.
4.
Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri agar pengusaha lokal bisa maju
sejajar dengan pengusaha asing.
5.
Ikut membela mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa dan negara
Indonesia dengan segenap tumpah darah secara tulus dan ikhlas.
6.
Turut serta mengawasi jalannya pemerintahan dan membantu meluruskan yang salah
sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
7.
Membantu mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia kepada warga negara
asing baik di dalam maupun luar negeri serta tidak melakukan tindakan-tindakan
yang mencoreng-moreng nama baik bangsa indonesia.
8.
Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar pada acara-acara resmi dalam
negeri
9.
Beribadah dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kemajuan bangsa dan
negara Indonesia.
10.
Membantu mewujudkan ketertiban dan ketentraman baik di lingkungan sekitar kita
maupun secara nasional.
II.11. Tata
Upacara Bendera Sebagai Contoh Patriotisme
A.
Peran Tata UpacarA
Jiwa patriotisme akan terbentuk dan terpelihara
melalui upacara bendera yang mempunyai peranan :
Penerapan sikap disiplin;
Media penginformasian UUD ’45 dan
Pancasila;
Menumbuhkan rasa cinta tanah air;
Media pemersatu bangsa;
Menumbuhkan rasa memiliki
terhadap bangsa;
Menumbuhkan rasa kebanggaan
terhadap bangsa;
Penghormatan jasa-jasa pahlawan;
Menumbuhkan rasa rela berkorban
demi bangsa.
Dari peranan diatas tergambar jelas jiwa patriotisme
memiliki arti semangat cinta tanah air dan rela berkorban yang terdapat dalam
upacara bendera.
Jiwa patriotisme akan tumbuh apabila seseorang merasa dirinya mempunyai
peran dan tanggung jawab akan bangsa dan negaranya. Loyalitas, produktifitas
dan integritas termuat dalam jiwa patriotisme yang sebagian kecil dapat
tercermin dalam upacara bendera.
B.
Hal-Hal yang Harus
Dibenahi dalam Upacara Bendera
Persiapan upacara bendera
Hal
pertama yang harus dilakukan sebelum upacara bendera ialah penugasan petugas
dan mempersiapkan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan agar para petugas dan
pihak-pihak yang terkait dapat berlatih dan mempersiapkan diri, sedangkan
mengenai sarana dan prasarana harus disiapkan agar tidak terjadi ganggu teknis demi
menjaga kekhidmatan upacara bendera.
Waktu dan
Pelaksanaan Upacara Bendera
Pelaksanaan upacara dimulai tepat waktu pada pagi
hari, Hal ini akan mencerminkan sikap disiplin dan semangat pagi untuk perserta
upacara.
Selain itu hal yang harus diperhatikan ialah durasi waktu, efisiensi waktu
sangat berpengaruh pada konsentrasi dari para peserta upacara yang akan
menentukan sukses atau tidaknya peserta upcara menyerap makna dan arti dari
sebuah upacara bendera.
Petugas
Upacara Bendera
Sebagian orang menganggap remeh peran petugas upacara
bendera. Sesungguhnya jiwa patriotisme akan tumbuh dalam diri petugas upacara
yang profesional dan penuh tanggung jawab dalam mengemban tugasnya, tentunya
mereka harus lebih giat berlatih dan terus belajar guna perbaikan kualitas
pelaksanaan upacara bendera.
Peserta
Upacara Bendera
Upacara bendera tidak akan terlaksana dengan baik jika
tidak ada kerjasama antara petugas dan peserta upacara. Mengikuti upacara
bendera dengan khidmat, tertib, dan serius merupakan salah satu upaya untuk
menanamkan jiwa patriotisme. Dalam hal ini, mereka akan memiliki sikap
disiplin, taat aturan, toleransi, mencintai negara dan bangsa, serta
saling-menghargai satu sama salainnya.
C.
Solusi Tata Upacara
Bendera agar Menumbuhkan Jiwa Patriotisme
Dalam upacara bendera terdapat pembelajaran jiwa
patriotisme yang tidak termuat dalam proses belajar mengajar (akademik). Dari
hal kecil seperti upacara bendera ini mengandung banyak arti dan makna apalagi
ditunjang oleh kualitas upacara yang kompetitif. Untuk mencapai pelaksanaan
upacara yang ideal maka diperlukan evaluasi seperti yang dibicarakan diatas
(persiapan upacara, waktu dan pelaksanaan upacara, petugas dan peserta
upacara). Berikut ada beberapa solusi penting yang penyusun ajukan.
Solusi pertama, yakni menciptakan suasana
upacara yang kondusif, khidmat, tertib, dan nyaman. Hal tersebut dapat
terpenuhi dengan memperhatikan beberapa faktor seperti faktor tempat dan faktor
tata letak peserta upacara.
Tempat yang bersih merupakan salah satu faktor yang
berperan penting dalam terlaksananya upacara yang diinginkan. Tata letak
peserta upacara menjadi salah satu faktor kesuksesean upacara. Berikut tata
letak yang penyusun ajukan.
Solusi kedua
, yakni
berkaitan dengan efisiensi waktu, pada saat petugas mempersiapkan diri serta
sarana dan prasarana, guna menghilangkan kejenuhan pada peserta upacara maka
solusi yang tepat ialah peserta dipertontonkan film dokumenter bertemakan jiwa
patriotisme yang nantinya memberi pembelajaran, ikatan emosi dan sejarah
kebangsaan.
Setelah peserta terbawa emosi dan suasana jiwa
penyusun yakin peserta akan lebih menjiwai arti patriotisme itu dan akan
berdampak positif terhadap jalanya upacara dan perilaku peserta tersebut dalam
kehidupan bermasyarakat dan bertanah air.
Namun dilihat dari segi ekonomi solusi ini terbatasi
karena tidak semua sekolah memiliki fasilitas layar lebar.
Solusi
ketiga, yakni dilakukanya evaluasi akan jalanya upacara bendera setelah upacara
selesai dilaksanakan. Saran dari penyusun adalah pembicara atau seorang yang
akan mengevaluasi hendaklah pembicara yang mempunyai wibawa dan penghormatan
dari siswa-siswi guna apa yang dievaluasi nanti didengarkan dan membekas dihati
para siswa-siswi.
II.12. Pengaruh Globalisasi terhadap Nilai-Nilai
Nasionalisme
Kehadiran globalisasi tentunya
membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut
meliputi dua sisi, yakni pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh
globalisasi juga merasuk dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk kehidupan
politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain sebagainya. Hal ini tentunya
akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa. Globalisasi
berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi
dan komunikasi merupakan faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini,
perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai
bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu
globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
a. Pengaruh positif
Dilihat dari globalisasi politik,
pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan
merupakan bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur,
bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat.
Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi
meningkat. Dari aspek globalisasi
ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan
meningkatkan devisa negara. Semakin terbukanya pasar internasional ini akan
membuka peluang besar kerja sama dalam sektor perekonomian nasional. Dengan
adanya hal tersebut akan semakin meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa guna
menunjang kehidupan nasional bangsa dan Negara.
Pengaruh adanya globalisasi dalam
sektor sosial budaya, kita dapat meniru pola berpikir yang baik. Seperti
membangun etos kerja yang tinggi dan disiplin, serta meniru Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (Iptek) dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan
kemajuan bangsa. Pada akhirnya, akan membawa kemajuan bangsa serta mempertebal
rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
b. Pengaruh negatif
Selain berdampak positif,
munculnya globalisasi juga berdampak negatif yang tak kalah pentingnya untuk
diperhatikan. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa
liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup
kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika
hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
Munculnya globalisasi juga
berdampak pada aspek ekonomi. Yakni, semakin hilangnya rasa cinta terhadap
produk dalam negeri. Sebab, sudah semakin banyaknya produk luar negeri seperti
Mc Donald, Coca-Cola, Pizza Hut, dan sebagainya, yang membanjiri dunia pasar di
Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan
gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa
Indonesia. Mayarakat kita, khususnya anak muda, banyak yang lupa mengenai
identitas diri sebagai bangsa Indonesia. Karena gaya hidupnya cenderung meniru
budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat. Selain itu,
globalisasi juga mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara
orang kaya dan miskin. Ini disebabkan karena adanya persaingan bebas dalam
globalisasi ekonomi.
Pengaruh-pengaruh di atas memang
tidak secara langsung berdampak terhadap nasionalisme. Akan tetapi, secara
keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi
berkurang atau bahkan hilang. Sebab, globalisasi mampu membuka cakrawala
masyarakat secara global. Apapun yang ada di luar negeri dianggap baik serta
mampu memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara
kita. Berdasarkan analisa dan uraian di
atas, pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya.
Oleh karena itu, diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif
globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
II.13. Nasionalisme
Indonesia yang Kian Memudar
Apakah
nasionalisme Indonesia pun akan segera berakhir? Pertanyaan ini relevan untuk
didiskusikan ketika kita akan merayakan hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928,
ketika para pemuda Indonesia bertekad untuk berbangsa satu, bertanah air satu
dan berbahasa satu, Indonesia.
a. Tidak Cukup Hanya Hasrat Untuk Bersatu
Nasionalisme Indonesia, yakni
sebuah penegasan akan identitas diri versus kolonialisme-imperialisme.
Kesadaran sebagai bangsa yang adalah hasil konstruksi atau bentukan mengandung
kelemahan internal yang serius ketika kolonialisme dan imperialisme tidak lagi
menjadi sebuah ancaman. Karena itu, nasionalisme kita akan ikut lenyap jika
kita berhenti mengkonstruksi atau membentuknya—tanpa harus menyebutnya sebagai
sebuah nasionalisme baru.
Pertama, beberapa pengalaman kolektif seharusnya menjadi “roh
baru” pembangkit semangat nasionalisme Indonesia. Kedua, negara
Indonesia sangat plural. Identifikasi sebuah kelompok etnis atau agama pada
identitas kolektif sebagai bangsa hanya mungkin terjadi kalau negara mengakui,
menerima, menghormati, dan menjamin hak hidup mereka.
Masyarakat akan merasa lebih aman
dan diterima dalam kelompok etnis atau agamanya ketika negara gagal menjamin
kebebasan beragama—termasuk kebebasan beribadah dan mendirikan rumah ibadah,
persamaan di hadapan hukum, hak mendapatkan pendidikan yang murah dan
berkualitas, hak memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak, dan
sebagainya.
b. Nasionalisme Kita Harus Bersifat Liberal
Nasionalisme bisa dipraktikkan
dalam sebuah sistem pemerintahan sosialis, komunis, ultranasionalis, etnis,
atau liberal-demokratis. Masyarakat Indonesia yang sangat plural ini akan
menjadi ancaman serius bagi nasionalisme jika negara kebangsaan yang kita
bangun bersifat sosialis, ultranasionalis a la nazisme Jerman dan fasisme
Italia, atau komunis. Alasannya sederhana, hak individu akan kebebasan, otonomi
dan kesetaraan (equality) dalam masyarakat dirampas oleh negara dalam
sistem pemerintahan sosialis, komunis, dan ultranasionalis (Ian Adams, 1995:
82).
Tantangan bagi nasionalisme
Indonesia ke depan adalah bagaimana kita mewujudkan sebuah negara kebangsaan
yang bersifat liberal-demokratis di mana hak-hak dasar setiap warga negara
diakui, dihormati, dan dijamin, di mana hukum ditegakkan secara pasti dan adil,
di mana negara mewujudkan kesejahteraan umum, dan sebagainya. Itulah alasan
dasar tekad para pemuda 78 tahun yang lalu, yakni menjadi satu Indonesia demi
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
II.14.
Beberaapa Pandangan Tentang Patriotisme
Baik
Nasionalisme atu Patritisme adalah
dua masalah yang fundamental bagi sebuah negara, terlebih-lebih jika negara
tersebut memiliki karakter primordial yang sangat pluralistik. Klaim
telah dicapainya bhinneka tunggal ika, apalagi lewat politik
homogenisasi, sebetulnya tidak pernah betul-betul menjadi realitas
historis, melainkan sebuah agenda nation-building yang sarat beban
harapan. Oleh sebab itu, ia kerap terasa hambar.
Dengan
penafsiran tersendiri, ini merupakan bentuk imagined society seperti
istilah Benedict Anderson. Benedict Anderson (1999) menggunakan istilah
imajinasi untuk menggambarkan kemiripan makna tentang fantasi. Penjelasannya
lebih condong menggunakan analisis sejarah politik untuk menjelaskan kaitan
antara imajinasi kolektif yang mengikat suatu komunitas. Orang disatukan
sebagai suatu negara karena persamaan identitas darah, ideologi, dan
kepentingan. Kalau mau jujur, gagasan Indonesia sebagai negara adalah produk
kolonialisme. Kesatuan teritori dagang di bawah Belanda, Inggris, kemudian diambil
alih Jepang dan diwariskan ke pemerintahan bersama warga lokal yang bernama
Indonesia.
Negara
itu sendiri pada hakikatnya merupakan social contract, seperti istilah
Rousseau, yang secara intrinsik selalu memiliki tantangan disintegrasi.
Yang menjadi soal, seberapa besar derajat ancaman itu dan sebarapa baik
manajemen penyelesaiannya. Ada faktor contagion, bahwa langkah yang satu
dapat ditiru yang lain, akan memperkuat tekanan itu terlebih-lebih bila
masing-masing mengalami pengalaman traumatik yang mirip.
Konsepsi
pembentukan Indonesia sendiri memang lebih relevan, seperti istilah David
Beetham, sebagai sebuah produk historis, bukan a fact of nature. Ini
selaras dengan asumsi bahwa “semua wilayah nusantara bekas jajahan Belanda
adalah wilayah Indonesia”. Dengan demikian masalah legalitas wilayah
terpecahkan secara lebih mudah dan diterima oleh rakyatnya maupun komunitas
internasional. Lewat landasan yang sama, maka rasional untuk memisahkan diri
bagi bagian-bagian wilayah yang termasuk bekas jajahan Belanda itu tidak kuat.
Perlu
dicatat bahwa cita-cita kolektif melalui pembentukan suatu negara antara lain
merupakan itikad mulia untuk bekerja sama senasib sepenanggungan melalui
kerangka nasionalisme dalam rangka meningkatkan kualitas hidup rakyat. Nasionalisme
itu sendiri sebetulnya adalah pendefenisian identitas kebangsaan dengan siapa
kita ingin bekerja bersama dalam mencapai bonum publicum, apakah karena
etnis agama, wilayah/teritorial atau lainnya atau kombinasi sebagian atau
seluruhnya. Seperti kata Ernst Gellner, ada rasional pembangunan sebagai alasan
eksistensi negara.
Soekarno
dianggap paling mewakili semangat patriotisme dan nasionalisme generasi muda
Indonesia di masanya. Baginya, martabat dan identitas diri sebagai bangsa
merdeka sangat penting. Proklamator Kemerdekaan Indonesia lainnya, Bung Hatta
pernah mengutip pandangan Prof. Kranenburg dalam Het Nederlandsch Staatsrech,
“Bangsa merupakan keinsyafan, sebagai suatu persekutuan yang tersusun jadi
satu, yaitu keinsyafan yang terbit karena percaya atas persamaan nasib dan
tujuan. Keinsyafan tujuan bertambah besar karena persamaan nasib, malang yang
sama diderita, mujur yang sama didapat, dan oleh karena jasa bersama.
Pendeknya, oleh karena ingat kepada riwayat (sejarah) bersama yang tertanam dalam
hati dan otak”.
Di
sini, kepentingan terhadap nasionalisme dipupuk dengan sikap patriotisme yang
tinggi. Nasionalisme tidak harus hidup dalam bayang-bayang—memakai bahasa
Benedict Anderson, imagined community—tetapi harus dilaburi
dengan sikap jujur dan berani mengambil risiko. Seluruh kelompok intelektual
muda Indonesia di masa perjuangan kemerdekaan ambil peran dalam partai-partai
dan organisasi-organisasi pergerakan.
Perspektif
yang sedikit berbeda tentang nasionalisme dan patriotisme dikemukakan oleh pakar
ilmu sosial Dr. Gandung Ismanto. Dia menyampaikan bahwa semangat kebangsaan
atau nasionalisme merupakan hal yang terus berkembang seiring dengan tantangan
dan kemajuan zaman. Semangat kebangsaan sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan
situasi yang sedang terjadi pada masanya. Di situlah rasa kebangsaan
menampakkan relativismenya karena dia digelorakan oleh manusia yang juga
relatif. Jadi, menurut Gandung, kita akan gagal dan kecewa bila berharap
semangat dan rasa nasionalisme para pelaku sejarah Proklamasi tahun 1945 harus
sama persis dengan semangat nasionalisme generasi sekarang.
II.15.
Strategi Penguatan Nasionalisme dan Patriotisme di Era Global
Berdasarkan
berbagai pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa semangat nasionalisme dan
patriotisme sangat diperlukan dalam pembangunan bangsa agar setiap elemen
bangsa bekerja dan berjuang keras mencapai jati diri dan kepercayaan diri
sebagai sebuah bangsa yang bermartabat. Jati diri dan kepercayaan diri sebagai
sebuah bangsa ini merupakan modal yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan
dan hambatan di masa depan. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme
dalam konteks globalisasi saat ini harus lebih dititikberatkan pada
elemen-elemen strategis dalam percaturan global. Oleh karena itu, strategi yang
dapat dilakukan antara lain:
1.
Penguatan peran
lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dalam ikut membangun semangat
nasionalisme dan patriotisme, terutama di kalangan generasi muda. Sebagai
contoh: Gerakan Pramuka. Sebagai catatan, keberhasilan Gerakan Pramuka dalam
membangun semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan generasi muda
Indonesia tengah menjadi kajian mendalam di Malaysia untuk diterapkan di sana.
Generasi muda adalah elemen strategis di masa depan. Mereka sepertinya
menyadari bahwa dalam era globalisasi, generasi muda dapat berperan sebagai
subjek maupun objek.
2.
Penguatan semangat
nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang tinggal di
wilayah-wilayah yang dalam perspektif kepentingan nasional dinilai strategis,
seperti: daerah perbatasan, kawasan industri strategis, daerah pertanian
(logistik), serta daerah penghasil bahan tambang dan hasil hutan. Hal ini bisa
dilakukan dengan memperkecil kesenjangan ekonomi, sosial, dan budaya di wilayah
tersebut melalui berbagai program pendidikan dan pembinaan yang melibatkan
peran masyarakat setempat.
3.
Penguatan semangat
nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang hidup di daerah rawan pangan
(miskin), rawan konflik, dan rawan bencana alam. Strategi ini dapat dilakukan
dengan menyelenggarakan berbagai program yang diorientasikan pada peningkatan
kesetiakawanan sosial dan partisipasi masyarakat.
4.
Peningkatan apresiasi
terhadap anggota atau kelompok masyarakat yang berusaha melestarikan dan
mengembangkan kekayaan budaya bangsa. Demikian pula dengan anggota atau
kelompok masyarakat yang berhasil mencapai prestasi yang membanggakan di dunia
internasional. Apresiasi ini dapat dilakukan dengan pemberian penghargaan oleh
negara dan kemudian prestasinya diangkat oleh media massa. Dan Peningkatan peran
Pemerintah dan masyarakat RI dalam ikut berperan aktif dalam penyelesaian
berbagai persoalan regional dan internasional, seperti: penyelesaian konflik,
kesehatan, lingkungan hidup, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Di Indonesia,
pada saat ini terjadi penurunan jiwa patriotisme di kalangan generasi penerus
bangsa. Banyak faktor yang mempengaruhi penurunan jiwa patriotisme tersebut,
diantaranya pengaruh globalisasi dan informasi, serta kurangnya pendidikan
fisik terutama di bidang kesejarahan.
Upacara
bendera merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah degradasi penurunan
jiwa patriotisme generasi penerus bangsa jika dilaksanakan secara ideal dan
terstruktur. Melalui upacara bendera, mereka diajarkan nilai-nilai dari
patriotisme seperti; penerapan sikap disiplin dan tanggungjawab, menumbuhkan rasa cinta tanah
air, media pemersatu bangsa, menumbuhkan rasa memiliki terhadap bangsa,
menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap bangsa, penghormatan jasa-jasa pahlawan,
serta menumbuhkan rasa rela berkorban demi bangsa.
Solusi
terpenting yang perlu dilaksanakan yakni dengan menciptakan suasana yang
kondusif, khidmat, tertib dan nyaman dalam pelaksanaan tata bendera upaca itu
sendiri. Dalam hal ini, faktor tempat dan faktor tata letak peserta upacara
yang perlu diperhatikan. Hal lain yang perlu diperhatikan yakni efisiensi
waktu. Pada saat petugas mempersiapkan diri serta sarana dan prasarana, siswa
dipertontonkan film dokumenter bertemakan jiwa patriotisme. Tentunya hal ini
akan berdampak positif terhadap jalanya upacara dan perilaku peserta tersebut
dalam kehidupan bermasyarakat dan bertanah air. Terakhir yang perlu dilakukanya
yaitu, evaluasi akan jalanya upacara bendera setelah upacara selesai
dilaksanakan.
III.2. Saran
Semoga solusi ini dapat dikembangkan dan diterapkan
agar mampu membuat upacara bendera itu menjadi suatu hal yang luar biasa dalam
dunia pendidikan.
Sekiranya, pembelajaran dalam upacara bendera harus
terus digali dan disempurnakan sehingga memberikan manfaat yang positif bagi
anak-anak sebagai penerus bangsa mengenai semangat kepahlawanan dan cinta tanah
air. Akhir kata penyusun menyampaikan kepada semua pihak-pihak terkait harus
ikut peran aktif secara bersama-sama guna membangun karakter anak bangsa yang
berjiwa patriotisme melalui hal kecil seperti upacara bendera.
DAFTAR PUSTAKA
Febi’s
Blog. Manfaat Sikap Patriotisme dalam Pendidikan
Jamli,
Edison dkk. Kewarganegaraan. 2005. Jakarta: Bumi Akasara
Satiman,
Sudewo. Gerakan Pemuda di Indonesia. 2003. Jakarta: Hasta Mitra
id.wikipedia.org/wiki/Pahlawan
edukasi.kompasiana.com/2012/06/.../patriotisme-adalah-462584.html
edukasi.kompasiana.com/2012/06/.../patriotisme-adalah-462584.html
http://thanty92.blogspot.com/2011/01/makalah-nasionalisme-dan-patriotisme.html
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya di blog saya.
BalasHapusBagi para pembaca dimohon untuk memberikan tanggapan berupa komentar, demi perbaikan untuk blog saya ini.