Powered By Blogger

Minggu, 06 Januari 2013


MAKALAH
PERINGATAN HARI PAHLAWAN
PENGGUGAH SEMANGAT PATRIOTISME PEMUDA INDONESIA
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kewarganegaraan












Disusun oleh :
Nama          : Muhtarul Anam
N.I.M.         : C.0105.12.022


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKes BUDI LUHUR CIMAHI
2012/ 2013


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya meskipun dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Harapan kami  semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman, juga membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga  untuk kedepannya kami dapat memperbaiki bentuk maupun isimaklah ini dengan lebih baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah Yang Maha Kuasa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Cimahi,    Desember  2012


                                                                                                                                              Penulis
        
                                                                       




        
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini terjadi penurunan jiwa patriotisme dikalangan generasi penerus bangsa. Hal ini dapat tercermin jelas dari sikap siswa-siswi terdidik dalam mengikuti tata upacara bendera, sebagai perserta seharusnya mereka menyimak dan memperhatikan dengan seksama agar memperoleh suatu arti perjuangan dan pengorbanan yang telah diberikan oleh pahlawan bangsa. Hari Pahlawan atau Hari Pahlawan Nasional dapat merujuk pada sejumlah peringatan hari pahlawan nasional di berbagai negara. Hari Pahlawan sering diselenggarakan pada hari kelahiran pahlawan nasional maupun peringatan peristiwa yang mengantarkan mereka jadi pahlawan.
Jiwa Patriotisme harus tertanam sejak dini sehingga membentuk suatu karakter generasi penerus bangsa yang cinta dan menghargai tanah air, sebagai generasi penerus bangsa kita sadar tidak cukup hanya menghargai jasa-jasa pahlawan namun kitapun harus mengemban tugas sebagai penerus bangsa yaitu melanjutkan perjuangan bangsa.
Mencoba menelisikan lebih dalam pelaksanaan tata upacara bendera saat ini berjalan sudah cukup baik namun masih terdapat kekurangan pada perserta, petugas upacara dan sarana prasarana.
Indikator yang nampak ialah tidak khitmatnya pelaksanaan upacara bendera karena peserta menyibukan diri sendiri dengan berbagai perilaku untuk menghilangkan rasa jenuh dan lelah. Petugas upacara terlihat kurang serius dalam membawakan tugasnya dan tidak bisa mengefisienkan waktu. Selain itu, sarana prasana yang digunakan dalam upacara bendera kurang menunjang seperti : tiang bendera, pengeras suara dan tempat yang digunakan dalam upacara.
Oleh karena itu, kami sebagai generasi penerus bangsa merasa perihatin akan kualitas tata upacara bendera yang terjadi dikalangan lembaga pendidikan.
I.2.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apakah yang dimaksud dengan patriotisme?
2.      Sikap-sikap patriotisme itu seperti apa?
3.      Faktor apa saja yang menyebabkan penurunan jiwa patriotisme pada kalangan generasi  penerus bangsa?
4.       Cara meningkatkan rasa cinta tanah air / jiwa patriotis Negara Indonesia ?
5.      Bagaiman Tata Upacara sebagai contoh patriotisme ?

I.3. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.      Pengertian patriotisme
2.      Sikap-sikap patriotism dan manfaatnya
3.      Faktor penyebab terjadinya penurunan jiwa patriotisme pada kalangan generasi penerus bangsa
4.      Cara meningkatkan rasa cinta tanah air / jiwa patriotis Negara Indonesia;
5.      Peran tata upacara bendera, hal-hal yang harus dibenahi dan solusi upacara untuksemakin menumbuhkan jiwa patriotis.











I.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoritis proposal ini berguna sebagai pengembangan konsep pembentukan karakter anak bangsa yang berjiwa patriotisme melalui upacara bendera. Secara praktis proposal ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.      Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang pembentukan karakter anak bangsa yang berjiwa patriotisme melalui upacara bendera;
2.      Pembaca, sebagai media informasi tentang konsep penelitian tentang pembentukan karakter anak bangsa yang berjiwa patriotisme melalui upacara bendera baik secara teoritis maupun praktis.

I.5. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan data – data dari buku sumber dan internet yang saya dapat. Kemudian semua itu saya kombinasikan dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitar.

I.6. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data, penulis menetukan dengan cara wawancara dan pengamatan. Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si peneliti dengan objek penelitian. Sedangkan pengamatan yaitu dengan cara melakukan pengamatan terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar saya.






BAB II
PEMBAHASAN

II.1.  Pengertian
Patriotisme berasal dari kata Patriot, yang artinya adalah pecinta dan pembela tanah air. Sedangkan Patriotisme maksudnya adalah semangat cinta tanah air. Pengertian patriotisme adalah sikap untuk selalu mencintai atau membela tanah air, seorang pejuang sejati, pejuang bangsa yang mempunyai semangat, sikap dan perilaku cinta tanah air, dimana ia sudi mengorbankan segala-galanya bahkan jiwa sekalipun demi kemajuan, kejayaan dan kemakmuran tanah air.
Pahlawan (Sanskerta: phala-wan yang berarti orang yang dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara, dan agama) adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani.
            Patriotisme atau kepahlawanan adalah watak untuk berkorban guna sesuatu tugas besar dan cita - cita besar sebagai perluasan dari “pahlawan adalah ia yang berkorban untuk tugas besar dan citaa - cita besar”. Kepahlawanan bukan monopolinya seseorang atau segolongan tetapi kepahlawanan adalah suatu perhiasan watak, yang setiap rakyat kita dapat memiliki, asal ia bersedia berkorban untuk “un grand devoir” (untuk sesuatu tugas besar) atau untuk “une grand idée” (untuk sesuatu cita - cita besar).
            Tugas besar dan cita-cita besar itu ialah tidak lain daripada hidup merdeka, bernegara kebangsaan, sederajat dengan bangsa - bangsa lain dalam keadaan rakyat semua memperkembangkan dan dapat menyuburkan nilai - nilai kemanusiaannya. Dan bila yang dimaksud dengan semangat kepahlawanan itu adalah cara berdaya dan berusaha untuk menjalankan tugas besar dan cita - cita besar itu, maka teranglah kiranya, bahwa cara amal dan cara perbuatan itulah yang penting sekali.

            Amal dan perbuatan, dijiwai dengan semangat bersedia untuk berkorban, menentukan nilai dan mutu kepahlawanan setiap orang. Tidak sedikit pula yang diharapkan dari kita semua amal dan perbuatan yang sesuai dengan keadaan yang nyata daripada Rakyat kita dewasa ini.
Untuk itupun diperlukan dari kita sekalian keberanian dan kejujuran dalam menilai keadaan dan perasaan rakyat kita yang sebenar-benarnya. Untuk negara pancasila, para pahlawan rakyat kita dulu itu berjoang dan berkorban. Mereka meninggalkan kepada kita dewasa ini suatu amanat suci dan amanat keramat yakni amanat kepahlawanan rakyat Indonesia, amanat tentang caranya melaksanakan amanat penderitaan rakyat kita.
            Pada pokoknya, cara-cara perjuangan dan kebaktiannya itu ialah secara revolusioner, secara dinamis, secara heroik dan patriotik, dan terutama secara jujur dan ikhlas, dengan selalu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

II.2. Patriotisme Pemuda
Patriotisme pemuda Indonesia telah memiliki peranan penting dalam mengubah perjalanan sejarah bangsa. Mulai dari Sumpah Pemuda tahun 1928 hingga era reformasi 1998. Semuanya tak lepas dari peran pemuda pada saat itu.
Semangat patriotisme generasi muda ini masih diperlukan kendati kemerdekaan Republik Indonesia telah memasuki usia yang ke 64 tahun. Bagaimana generasi muda saat ini membuktikan patriotismenya kepada bangsa dan negara ?
Menurut saya banyak cara yang bisa dilakukan para generasi muda untuk menunjukkan rasa patriotismenya. Yakni dengan mengisi kegiatan sehari-harinya dengan hal-hal yang positif dan berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat dan bangsa. Seperti lewat kegiatan olahraga, seni, diskusi, pendidikan dan lain sebagainya.
Generasi muda yang anti patriotisme adalah mereka-mereka yang melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan, norma sosial dan agama serta yang dapat merugikan dirinya sendiri. Seperti mengkonsumsi narkotika dan obat-obatan terlarang, gemar minum minuman keras, pergaulan bebas dan sejenisnya adalah bentuk dari sikap anti patriotisme.
Seharusnya para pemuda indonesia menerapkan prinsip Student Today, Leader Tomorrow. Maksudnya pemuda harus terus belajar meningkatkan kualitas dirinya, sehingga kelak dapat menjadi pemimpin yang baik. Karena Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk jiwa patriotisme para generasi muda.

II.3. Ciri - Ciri Patriotisme
1)      Cinta tanah air;
2)      Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok dan individu;
3)      Tidak kenal menyerah;
4)      Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara.


II.4. Kegiatan - Kegiatan yang Mencerminkan Jiwa Patriotisme
1)      Upacara peringatan hari pahlawan.
Upacara 10 Nopember Semen 02 1.JPG

Upacara peringatan hari pahlawan merupakan kegiatan yang san gat positif untuk mengenang jasa – jasa pahlawan yang telah gugur saat berusaha untuk merebut NKRI dari tangan para penjajah di kala itu. Peringatan hari pahlawan sendiri dilakukan setiap tanggal 10 November. Berikut ini merupakan contoh upacara yang dilakukan dalam rangka memperingati hari pahlawan :
2)      Mengikuti kegiatan bakti sosial.
bakoss.JPG

Bakti sosial merupakan kegiatan yang mencerminkan kepedulian masyarakat. Dewasa ini sangat banyak terjadi bencana di indonesia, oleh karena itu bakti sosial sangat diperlukan oleh masyarakat khususnya masyarakat yang menjadi korban bencana. Berikut ini contoh kegiatan bakti sosial yang dilakukan pada korban bencana banjir di daerah Baleenda Kabupaten Bandung Jawa Barat.
3)      Mengikuti kegiatan kepemudaan, seperti pramuka dan palang merah remaja.
1.jpg

Kepramukaan dan palang merah remaja merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mngabdikan dirinya pada negara. Berikut ini contoh kegiatan yang dilakukan :
4)      Mengikuti apresiasi seni budaya
images.jpg

Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam budaya dari sabang sampai merauke. Kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia merupakan hal yang patut di banggakan dan dijaga dengan baik. Apabila kita tidak dapat menjaga kekayaan budaya yang kita miliki, bisa saja budaya tersebut hak miliknya direbut oleh bangsa lain. Berikut ini merupakan salah satu budaya Indonesia yang beberapa waktu lalu sempat diklaim oleh Malaysia sebagai budaya mereka.


II.5. Sikap Patriotisme
Selain memiliki sikap kepahlawanan para pejuang bangsa kita juga memiliki sikap patriotisme. Patriotisme artinya cinta tanah air. Para pahlawan pendahulu kita berjuang mengusir penjajah tentunya didasari oleh rasa cinta tanah air. Mereka tidak rela bangsanya diinjak-injak oleh para penjajah. Seperti yang sudah dicontohkan oleh Kapitan Pattimura dalam riwayat di atas. Sikap patriotisme tidak hanya dimiliki oleh para pahlawan bangsa. Sebagai warga negara yang baik kita pun harus memiliki sikap patriotisme. Siapa lagi yang mencintai bangsa ini kalau bukan kita, warga negara Indonesia? Perjuangan kita saat ini sudah bukanlah perjuangan melawan para penjajah. Setelah merdeka, justru tantangan semakin besar. Kita saat ini mesti berjuang melawan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Sikap patriotisme dapat diwujudkan dalam banyak hal. Wujud sikap patriotisme antara lain sebagai berikut:

1.      Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri
Mencintai dan menggunakan produk-produk dalam negeri merupakan bagian dari cinta tanah air. Dengan menggunakan produk dalam negeri berarti kita memberi keuntungan kepada warga Indonesia sendiri. Baik pembuatnya ataupun pedagangnya. Berarti juga memberi keuntungan kepada negara. Sebenarnya produk-produk dalam negeri tak takkalah dengan produk luar negeri. Bahkan banyak produk-produk asli buatan Indonesia yang ditiru orang luar negeri.
2.      Tidak merusak lingkungan hidup
Lingkungan hidup haruslah dijaga kelestariannya. Merusaknya berarti kita tidak mencintai tanah air. Lingkungan hidup yang rusak akan merugikan manusia sendiri.
3.      Ikut serta memelihara fasilitas umum
Fasilitas umum merupakan sarana yang disediakan oleh pemerintah untuk kebutuhan masyarakat. Contohnya adalah telepon umum, jembatan, halte, kereta api dan lain-lainnya. Jika kita merusak fasilitas umum akan merugikan orang lain dan negara. Kita sendiri juga tidak dapat menggunakannya lagi.
4.      Ikut serta dalam pembangunan bangsa
Negara kita harus terus membangun agar lebih maju dan kehidupan rakyatnya lebih baik. Bila kita ingin mencintai tanah air, maka kita harus ikut serta dalam pembangunan. Ikut serta dalam pembangunan bisa diwujudkan dengan taat membayar pajak, menjadi pegawai yang baik, dan sebagainya.
5.      Mentaati peraturan yang ada
Peraturan dibuat agar masya-rakat tertib dan nyaman. Jika kita melanggar peraturan akan merugikan diri kita sendiri. Bahkan orang lain dan negara juga akan dirugikan. Berarti jika kita melanggar peraturan berarti kita tidak cinta tanah air.
6.      Melestarikan budaya bangsa
Budaya bangsa merupakan kekayaan bangsa. Menjaga keles-tarian budaya bangsa berarti mencintai bangsa dan tanah air. Kita harus bangga memiliki budaya bangsa yang beragam dan unik. Orang asing saja banyak yang mengagumi budaya bangsa kita. Termasuk melestarikan budaya bangsa adalah berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Contoh sikap patriotisme dalam kehidupan sehari-hari sangatlah banyak. Kamu bisa memulai dari hal yang sederhana. Sebagai siswa kamu dapat
menunjukkan sikap patriotisme dengan cara belajar yang rajin. Sebab dengan belajar yang rajin berarti kamu sudah ikut serta dalam perjuangan memberantas kebodohan dan keterbelakangan. Kamupun dapat mewujudkan sikap pariotisme dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat. Dapatkah kamu memberi contoh lain dari sikap patriotisme yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari?


II.6. Manfaat sikap Patriotisme 
Kita tahu patriotisme merupakan wujud sikap cinta tanah air. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang menyentuh aspek jiwa pada pelajar. Patriotisme membawa kemajuan bangsa apalagi dalam bidang pendidikan. Sikap patriotisme, nasionalisme, dan hidup mandiri merupakan hal yang sangat penting. Karena akan membawa kemakmuran dan kemajuan suatu bangsa. Program ini harus ditanamkan pada anak sejak dini. Dengan menanamkan sikap tersebut sejak dini generasi penerus kita mampu bertindak sesuai dengan nuraninya dan mampu membangun bangsa tanpa tergantung pada bangsa lain.
           
Mengingat pentingnya hal tersebut sehingga harus diajarkan pada anak sejak usia dini. Sebab pendidikan yang diberikan pada anak sejak dini dapat memberikan dasar pengetahuansecara spiritual, emosional, dan intelektual dalam mencapai potensi yang optimal. Jika pendidikan sudah diberikan dengan tepat sesuai dengan bakat dan lingkungan peserta maka lima atau sepuluh tahun ke depan negara kita akan memiliki aset SDM yang berkualitas dan tangguh sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain dan memiliki keunggulan

II.7. Manfaat Sikap Patriotisme Dalam Pendidikan
Kita tahu patriotisme merupakan wujud sikap cinta tanah air. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang menyentuh aspek jiwa pada pelajar. Patriotisme membawa kemajuan bangsa apalagi dalam bidang pendidikan. Sikap patriotisme, nasionalisme, dan hidup mandiri merupakan hal yang sangat penting. Karena akan membawa kemakmuran dan kemajuan suatu bangsa.
Program ini harus ditanamkan pada anak sejak dini. Dengan menanamkan sikap tersebut sejak dini generasi penerus kita mampu bertindak sesuai dengan nuraninya dan mampu membangun bangsa tanpa tergantung pada bangsa lain. Mengingat pentingnya hal tersebut sehingga harus diajarkan pada anak sejak usia dini. Sebab pendidikan yang diberikan pada anak sejak dini dapat memberikan dasar pengetahuan secara spiritual, emosional, dan intelektual dalam mencapai potensi yang optimal. Jika pendidikan sudah diberikan dengan tepat sesuai dengan bakat dan lingkungan peserta maka lima atau sepuluh tahun ke depan negara kita akan memiliki aset SDM yang berkualitas dan tangguh sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain dan memiliki keunggulan.

II.8. Hubungan Patriotisme dengan Pemuda Saat Ini
                   Hubungan sifat patriotisme dalam permasalahan pemuda saat ini sangat berpengaruh karena apabila sikap ini tidak dimiliki pemuda, kita pemuda (generasi penerus) yang seharusnya membawa negara ini ke arah yang lebih baik, malah bisa melenceng ke arah yag tidak benar. Contoh sempitnya dibawah ini beberapa pemuda yang tidak mempunyai sikap patriotisme :
1.     
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx_r1GLCSEQLEoWbqPD-z9P4fnxSSQic7iSHhlabyXmImHXhUiqjAnt_D3NCXhgye2WweH3mUdfMwcsjP01hHZ5FHb1vNqSRzv4m_eZn7IhdtxhhuXzCt0Sn8q2EvyE1KwB7vmnt2Z59s/s320/18567_106580636022450_100000115410736_180349_5130501_n.jpg

Menyontek saat ulangan

2.      Tidak mengikuti upacara dengan hidmat
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7qLsuP0uWDEm1sMpAGtunhWEo-2JhcTI1cN-AWMhVUDX6R7r65HplJo9Nwm-RczEsHwSasOsazALB5UIAntbUJpdBMCOsX8_38bWOzm8HqxWx5ZhH7ws3_ctc6KMeBsvmZhiuerTCHNE/s320/upaca.jpg

3.     
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg0qgdGj6pq04zgg_iEKgWhSd4guuJ7WzjJ1-knNRgqo7COyip5eWapuWTLJkjNFc9P5zSZC4dPOBFb2EpG-UBG3-6CPCtAazExKgwLLp8IbB_YYIWHzz5Ear0tqZyQP1R5CYIs3C2UIA/s320/18567_106580602689120_100000115410736_180339_103090_n.jpg

Tidur saat jam pelajaran

dari gambar dan keterangan diatas bisa diambil kesimpulan bahwa siswa wajib memiliki sikap patriotisme, karena sifat ini sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar dan mempengaruhi kehidupan dimasa mendatang.

 II.9. Faktor Penyebab Terjadinya Penurunan Jiwa Patriotisme pada Kalangan Generasi Penerus Bangsa
Banyak faktor yang mempengaruhi penurunan jiwa patriotisme pada kalangan generasi penerus bangsa Indonesia, diantaranya pengaruh globalisasi dan informasi, serta kurangnya pendidikan fisik terutama di bidang kesejarahan. Hal ini seakan menjadi ancaman serius bagi generasi muda dalam memaknai dan menggelorakan semangat kemerdekaan di dalam jiwa mereka.
Penyebab utama dari memudarnya semangat patriotisme dan kebangsaan dari generasi penerus bangsa terutama disebabkan contoh yang salah dan kurang mendidik yang diperlihatkan generasi tua atau kaum tua yang cenderung mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya daripada mendahulukan kepentingan bangsa dan rakyat. Kaum tua juga tidak memberikan contoh sikap disiplin dan rasa tanggungjawab terhadap suatu apapun.
Kurangnya patriotisme dan hilangnya spirit kemerdekaan di kalangan generasi penerus bangsa saat ini ternyata membawa dampak atau pengaruh yang cukup besar terhadap keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saat ini.


II.10. Cara Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air/Jiwa Patriot Negara Indonesia
Sebagai warga negara Indonesia sudah selayaknya kita menghormati bangsa dan negara kita sendiri apapun adanya dan kondisinya. Orang-orang yang tidak menghormati serta membenci bangsa dan negara tempat kelahirannya bisa disebut sebagai penghianat. Apa salahnya tanah air kita yang begitu kaya raya dan indah, karena kesalahan hanya ada pada manusia-manusianyalah yang menciptakan kebencian.
Dengan adanya rakyat yang mencintai tanah airnya, maka negara akan aman dari berbagai macam gangguan yang datang baik dari dalam maupun dari luar negara. Dengan cinta tanah air kita dapat bahu membahu membangun negri ini agar bisa sejajar dengan negara-negara maju. Dengan menyayangi negara indonesia ini kita akan berupaya sekuat tenaga memberikan yang terbaik bagi sesama, bukan malah menghancurkannya. Banyak pihak asing yang ingin menguasai dan merusak negara kita, sehingga perlu kita jaga dan pertahankan hingga titik darah penghabisan. Kalau bukan kita siapa lagi? dan kita mau tinggal di mana kalau kita kehilangan negara ini.
Tips cara memunculkan serta meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa (Jiwa Patriotisme) Indonesia :
1.            Mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan pejuang kemerdekaan kita serta menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan.
2.            Menghormati upacara bendera sebawai perwujudan rasa cinta tanah air dan bangsa Indonesia.
3.            Menghormati simbol-simbol negara seperti lambang burung garuda, bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan lain sebagainya.
4.            Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri agar pengusaha lokal bisa maju sejajar dengan pengusaha asing.

5.            Ikut membela mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia dengan segenap tumpah darah secara tulus dan ikhlas.
6.            Turut serta mengawasi jalannya pemerintahan dan membantu meluruskan yang salah sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
7.            Membantu mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia kepada warga negara asing baik di dalam maupun luar negeri serta tidak melakukan tindakan-tindakan yang mencoreng-moreng nama baik bangsa indonesia.
8.            Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar pada acara-acara resmi dalam negeri
9.            Beribadah dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
10.        Membantu mewujudkan ketertiban dan ketentraman baik di lingkungan sekitar kita maupun secara nasional.

II.11. Tata Upacara Bendera Sebagai Contoh Patriotisme

A.    Peran Tata UpacarA
Jiwa patriotisme akan terbentuk dan terpelihara melalui upacara bendera yang mempunyai peranan :
   Penerapan sikap disiplin;
   Media penginformasian UUD ’45 dan Pancasila;
   Menumbuhkan rasa cinta tanah air;
   Media pemersatu bangsa;
   Menumbuhkan rasa memiliki terhadap bangsa;
   Menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap bangsa;
   Penghormatan jasa-jasa pahlawan;
   Menumbuhkan rasa rela berkorban demi bangsa.
Dari peranan diatas tergambar jelas jiwa patriotisme memiliki arti semangat cinta tanah air dan rela berkorban yang terdapat dalam upacara bendera.
Jiwa patriotisme akan tumbuh apabila seseorang merasa dirinya mempunyai peran dan tanggung jawab akan bangsa dan negaranya. Loyalitas, produktifitas dan integritas termuat dalam jiwa patriotisme yang sebagian kecil dapat tercermin dalam upacara bendera.

B.     Hal-Hal yang Harus Dibenahi dalam Upacara Bendera
  Persiapan upacara bendera
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum upacara bendera ialah penugasan petugas dan mempersiapkan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan agar para petugas dan pihak-pihak yang terkait dapat berlatih dan mempersiapkan diri, sedangkan mengenai sarana dan prasarana harus disiapkan agar tidak terjadi ganggu teknis demi menjaga kekhidmatan upacara bendera.

  Waktu dan Pelaksanaan Upacara Bendera
Pelaksanaan upacara dimulai tepat waktu pada pagi hari, Hal ini akan mencerminkan sikap disiplin dan semangat pagi untuk perserta upacara.
Selain itu hal yang harus diperhatikan ialah durasi waktu, efisiensi waktu sangat berpengaruh pada konsentrasi dari para peserta upacara yang akan menentukan sukses atau tidaknya peserta upcara menyerap makna dan arti dari sebuah upacara bendera.
  Petugas Upacara Bendera
Sebagian orang menganggap remeh peran petugas upacara bendera. Sesungguhnya jiwa patriotisme akan tumbuh dalam diri petugas upacara yang profesional dan penuh tanggung jawab dalam mengemban tugasnya, tentunya mereka harus lebih giat berlatih dan terus belajar guna perbaikan kualitas pelaksanaan upacara bendera.
  Peserta Upacara Bendera
Upacara bendera tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak ada kerjasama antara petugas dan peserta upacara. Mengikuti upacara bendera dengan khidmat, tertib, dan serius merupakan salah satu upaya untuk menanamkan jiwa patriotisme. Dalam hal ini, mereka akan memiliki sikap disiplin, taat aturan, toleransi, mencintai negara dan bangsa, serta saling-menghargai satu sama salainnya.

C.    Solusi Tata Upacara Bendera agar Menumbuhkan Jiwa Patriotisme
Dalam upacara bendera terdapat pembelajaran jiwa patriotisme yang tidak termuat dalam proses belajar mengajar (akademik). Dari hal kecil seperti upacara bendera ini mengandung banyak arti dan makna apalagi ditunjang oleh kualitas upacara yang kompetitif. Untuk mencapai pelaksanaan upacara yang ideal maka diperlukan evaluasi seperti yang dibicarakan diatas (persiapan upacara, waktu dan pelaksanaan upacara, petugas dan peserta upacara). Berikut ada beberapa solusi penting yang penyusun ajukan.

    Solusi pertama, yakni menciptakan suasana upacara yang kondusif, khidmat, tertib, dan nyaman. Hal tersebut dapat terpenuhi dengan memperhatikan beberapa faktor seperti faktor tempat dan faktor tata letak peserta upacara.
Tempat yang bersih merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam terlaksananya upacara yang diinginkan. Tata letak peserta upacara menjadi salah satu faktor kesuksesean upacara. Berikut tata letak yang penyusun ajukan.                                                                                                                       
    Solusi kedua , yakni berkaitan dengan efisiensi waktu, pada saat petugas mempersiapkan diri serta sarana dan prasarana, guna menghilangkan kejenuhan pada peserta upacara maka solusi yang tepat ialah peserta dipertontonkan film dokumenter bertemakan jiwa patriotisme yang nantinya memberi pembelajaran, ikatan emosi dan sejarah kebangsaan.
Setelah peserta terbawa emosi dan suasana jiwa  penyusun yakin peserta akan lebih menjiwai arti patriotisme itu dan akan berdampak positif terhadap jalanya upacara dan perilaku peserta tersebut dalam kehidupan bermasyarakat dan bertanah air.
Namun dilihat dari segi ekonomi solusi ini terbatasi karena tidak semua sekolah memiliki fasilitas layar lebar.

   Solusi ketiga, yakni dilakukanya evaluasi akan jalanya upacara bendera setelah upacara selesai dilaksanakan. Saran dari penyusun adalah pembicara atau seorang yang akan mengevaluasi hendaklah pembicara yang mempunyai wibawa dan penghormatan dari siswa-siswi guna apa yang dievaluasi nanti didengarkan dan membekas dihati para siswa-siswi.


II.12. Pengaruh Globalisasi terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme
            Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi, yakni pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi juga merasuk dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain sebagainya. Hal ini tentunya akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
a.      Pengaruh positif
Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan merupakan bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.  Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Semakin terbukanya pasar internasional ini akan membuka peluang besar kerja sama dalam sektor perekonomian nasional. Dengan adanya hal tersebut akan semakin meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa guna menunjang kehidupan nasional bangsa dan Negara.
Pengaruh adanya globalisasi dalam sektor sosial budaya, kita dapat meniru pola berpikir yang baik. Seperti membangun etos kerja yang tinggi dan disiplin, serta meniru Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa. Pada akhirnya, akan membawa kemajuan bangsa serta mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
b.      Pengaruh negatif
Selain berdampak positif, munculnya globalisasi juga berdampak negatif yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
Munculnya globalisasi juga berdampak pada aspek ekonomi. Yakni, semakin hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri. Sebab, sudah semakin banyaknya produk luar negeri seperti Mc Donald, Coca-Cola, Pizza Hut, dan sebagainya, yang membanjiri dunia pasar di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia. Mayarakat kita, khususnya anak muda, banyak yang lupa mengenai identitas diri sebagai bangsa Indonesia. Karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat. Selain itu, globalisasi juga mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara orang kaya dan miskin. Ini disebabkan karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.
Pengaruh-pengaruh di atas memang tidak secara langsung berdampak terhadap nasionalisme. Akan tetapi, secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau bahkan hilang. Sebab, globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apapun yang ada di luar negeri dianggap baik serta mampu memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita.  Berdasarkan analisa dan uraian di atas, pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu, diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.


II.13. Nasionalisme Indonesia yang Kian Memudar
Apakah nasionalisme Indonesia pun akan segera berakhir? Pertanyaan ini relevan untuk didiskusikan ketika kita akan merayakan hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, ketika para pemuda Indonesia bertekad untuk berbangsa satu, bertanah air satu dan berbahasa satu, Indonesia.
a.      Tidak Cukup Hanya Hasrat Untuk Bersatu        
Nasionalisme Indonesia, yakni sebuah penegasan akan identitas diri versus kolonialisme-imperialisme. Kesadaran sebagai bangsa yang adalah hasil konstruksi atau bentukan mengandung kelemahan internal yang serius ketika kolonialisme dan imperialisme tidak lagi menjadi sebuah ancaman. Karena itu, nasionalisme kita akan ikut lenyap jika kita berhenti mengkonstruksi atau membentuknya—tanpa harus menyebutnya sebagai sebuah nasionalisme baru.        
Pertama, beberapa pengalaman kolektif seharusnya menjadi “roh baru” pembangkit semangat nasionalisme Indonesia. Kedua, negara Indonesia sangat plural. Identifikasi sebuah kelompok etnis atau agama pada identitas kolektif sebagai bangsa hanya mungkin terjadi kalau negara mengakui, menerima, menghormati, dan menjamin hak hidup mereka.
Masyarakat akan merasa lebih aman dan diterima dalam kelompok etnis atau agamanya ketika negara gagal menjamin kebebasan beragama—termasuk kebebasan beribadah dan mendirikan rumah ibadah, persamaan di hadapan hukum, hak mendapatkan pendidikan yang murah dan berkualitas, hak memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak, dan sebagainya.
b.      Nasionalisme Kita Harus Bersifat Liberal        
Nasionalisme bisa dipraktikkan dalam sebuah sistem pemerintahan sosialis, komunis, ultranasionalis, etnis, atau liberal-demokratis. Masyarakat Indonesia yang sangat plural ini akan menjadi ancaman serius bagi nasionalisme jika negara kebangsaan yang kita bangun bersifat sosialis, ultranasionalis a la nazisme Jerman dan fasisme Italia, atau komunis. Alasannya sederhana, hak individu akan kebebasan, otonomi dan kesetaraan (equality) dalam masyarakat dirampas oleh negara dalam sistem pemerintahan sosialis, komunis, dan ultranasionalis (Ian Adams, 1995: 82).
Tantangan bagi nasionalisme Indonesia ke depan adalah bagaimana kita mewujudkan sebuah negara kebangsaan yang bersifat liberal-demokratis di mana hak-hak dasar setiap warga negara diakui, dihormati, dan dijamin, di mana hukum ditegakkan secara pasti dan adil, di mana negara mewujudkan kesejahteraan umum, dan sebagainya. Itulah alasan dasar tekad para pemuda 78 tahun yang lalu, yakni menjadi satu Indonesia demi mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.


II.14. Beberaapa Pandangan Tentang Patriotisme
Baik Nasionalisme atu Patritisme adalah dua masalah yang fundamental bagi sebuah negara, terlebih-lebih jika negara tersebut memiliki karakter primordial yang sangat pluralistik. Klaim telah dicapainya bhinneka tunggal ika, apalagi lewat politik homogenisasi, sebetulnya tidak pernah betul-betul menjadi realitas historis, melainkan sebuah agenda nation-building yang sarat beban harapan. Oleh sebab itu, ia kerap terasa hambar.
Dengan penafsiran tersendiri, ini merupakan bentuk imagined society seperti istilah Benedict Anderson. Benedict Anderson (1999) menggunakan istilah imajinasi untuk menggambarkan kemiripan makna tentang fantasi. Penjelasannya lebih condong menggunakan analisis sejarah politik untuk menjelaskan kaitan antara imajinasi kolektif yang mengikat suatu komunitas. Orang disatukan sebagai suatu negara karena persamaan identitas darah, ideologi, dan kepentingan. Kalau mau jujur, gagasan Indonesia sebagai negara adalah produk kolonialisme. Kesatuan teritori dagang di bawah Belanda, Inggris, kemudian diambil alih Jepang dan diwariskan ke pemerintahan bersama warga lokal yang bernama Indonesia.
Negara itu sendiri pada hakikatnya merupakan social contract, seperti istilah Rousseau, yang secara intrinsik selalu memiliki tantangan disintegrasi. Yang menjadi soal, seberapa besar  derajat ancaman itu dan sebarapa baik manajemen penyelesaiannya. Ada faktor contagion, bahwa langkah yang satu dapat ditiru yang lain, akan memperkuat tekanan itu terlebih-lebih bila masing-masing mengalami pengalaman traumatik yang mirip.
Konsepsi pembentukan Indonesia sendiri memang lebih relevan, seperti istilah David Beetham, sebagai sebuah produk historis, bukan a fact of nature. Ini selaras dengan asumsi bahwa “semua wilayah nusantara bekas jajahan Belanda adalah wilayah Indonesia”. Dengan demikian masalah legalitas wilayah terpecahkan secara lebih mudah dan diterima oleh rakyatnya maupun komunitas internasional. Lewat landasan yang sama, maka rasional untuk memisahkan diri bagi bagian-bagian wilayah yang termasuk bekas jajahan Belanda itu tidak kuat.
Perlu dicatat bahwa cita-cita kolektif melalui pembentukan suatu negara antara lain merupakan itikad mulia untuk bekerja sama senasib sepenanggungan melalui kerangka nasionalisme dalam rangka meningkatkan kualitas hidup rakyat. Nasionalisme itu sendiri sebetulnya adalah pendefenisian identitas kebangsaan dengan siapa kita ingin bekerja bersama dalam mencapai bonum publicum, apakah karena etnis agama, wilayah/teritorial atau lainnya atau kombinasi sebagian atau seluruhnya. Seperti kata Ernst Gellner, ada rasional pembangunan sebagai alasan eksistensi negara.
Soekarno dianggap paling mewakili semangat patriotisme dan nasionalisme generasi muda Indonesia di masanya. Baginya, martabat dan identitas diri sebagai bangsa merdeka sangat penting. Proklamator Kemerdekaan Indonesia lainnya, Bung Hatta pernah mengutip pandangan Prof. Kranenburg dalam Het Nederlandsch Staatsrech, “Bangsa merupakan keinsyafan, sebagai suatu persekutuan yang tersusun jadi satu, yaitu keinsyafan yang terbit karena percaya atas persamaan nasib dan tujuan. Keinsyafan tujuan bertambah besar karena persamaan nasib, malang yang sama diderita, mujur yang sama didapat, dan oleh karena jasa bersama. Pendeknya, oleh karena ingat kepada riwayat (sejarah) bersama yang tertanam dalam hati dan otak”.
Di sini, kepentingan terhadap nasionalisme dipupuk dengan sikap patriotisme yang tinggi. Nasionalisme tidak harus hidup dalam bayang-bayang—memakai bahasa Benedict Anderson, imagined community—tetapi harus dilaburi dengan sikap jujur dan berani mengambil risiko. Seluruh kelompok intelektual muda Indonesia di masa perjuangan kemerdekaan ambil peran dalam partai-partai dan organisasi-organisasi pergerakan.
Perspektif yang sedikit berbeda tentang nasionalisme dan patriotisme dikemukakan oleh pakar ilmu sosial Dr. Gandung Ismanto. Dia menyampaikan bahwa semangat kebangsaan atau nasionalisme merupakan hal yang terus berkembang seiring dengan tantangan dan kemajuan zaman. Semangat kebangsaan sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan situasi yang sedang terjadi pada masanya. Di situlah rasa kebangsaan menampakkan relativismenya karena dia digelorakan oleh manusia yang juga relatif. Jadi, menurut Gandung, kita akan gagal dan kecewa bila berharap semangat dan rasa nasionalisme para pelaku sejarah Proklamasi tahun 1945 harus sama persis dengan semangat nasionalisme generasi sekarang.


II.15. Strategi Penguatan Nasionalisme dan Patriotisme di Era Global
Berdasarkan berbagai pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa semangat nasionalisme dan patriotisme sangat diperlukan dalam pembangunan bangsa agar setiap elemen bangsa bekerja dan berjuang keras mencapai jati diri dan kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa yang bermartabat. Jati diri dan kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa ini merupakan modal yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan dan hambatan di masa depan. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme dalam konteks globalisasi saat ini harus lebih dititikberatkan pada elemen-elemen strategis dalam percaturan global. Oleh karena itu, strategi yang dapat dilakukan antara lain:
1.      Penguatan peran lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dalam ikut membangun semangat nasionalisme dan patriotisme, terutama di kalangan generasi muda. Sebagai contoh: Gerakan Pramuka. Sebagai catatan, keberhasilan Gerakan Pramuka dalam membangun semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan generasi muda Indonesia tengah menjadi kajian mendalam di Malaysia untuk diterapkan di sana. Generasi muda adalah elemen strategis di masa depan. Mereka sepertinya menyadari bahwa dalam era globalisasi, generasi muda dapat berperan sebagai subjek maupun objek.
2.      Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat  yang tinggal di wilayah-wilayah yang dalam perspektif kepentingan nasional dinilai strategis, seperti: daerah perbatasan, kawasan industri strategis, daerah pertanian (logistik), serta daerah penghasil bahan tambang dan hasil hutan. Hal ini bisa dilakukan dengan memperkecil kesenjangan ekonomi, sosial, dan budaya di wilayah tersebut melalui berbagai program pendidikan dan pembinaan yang melibatkan peran masyarakat setempat.
3.      Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang hidup di daerah rawan pangan (miskin), rawan konflik, dan rawan bencana alam. Strategi ini dapat dilakukan dengan menyelenggarakan berbagai program yang diorientasikan pada peningkatan kesetiakawanan sosial dan partisipasi masyarakat.
4.      Peningkatan apresiasi terhadap anggota atau kelompok masyarakat yang berusaha melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya bangsa. Demikian pula dengan anggota atau kelompok masyarakat yang berhasil mencapai prestasi yang membanggakan di dunia internasional. Apresiasi ini dapat dilakukan dengan pemberian penghargaan oleh negara dan kemudian prestasinya diangkat oleh media massa. Dan Peningkatan peran Pemerintah dan masyarakat RI dalam ikut berperan aktif dalam penyelesaian berbagai persoalan regional dan internasional, seperti: penyelesaian konflik, kesehatan, lingkungan hidup, dan lain-lain.










BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan
Di Indonesia, pada saat ini terjadi penurunan jiwa patriotisme di kalangan generasi penerus bangsa. Banyak faktor yang mempengaruhi penurunan jiwa patriotisme tersebut, diantaranya pengaruh globalisasi dan informasi, serta kurangnya pendidikan fisik terutama di bidang kesejarahan.
Upacara bendera merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah degradasi penurunan jiwa patriotisme generasi penerus bangsa jika dilaksanakan secara ideal dan terstruktur. Melalui upacara bendera, mereka diajarkan nilai-nilai dari patriotisme seperti; penerapan sikap disiplin dan tanggungjawab, menumbuhkan rasa cinta tanah air, media pemersatu bangsa, menumbuhkan rasa memiliki terhadap bangsa, menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap bangsa, penghormatan jasa-jasa pahlawan, serta menumbuhkan rasa rela berkorban demi bangsa.
Solusi terpenting yang perlu dilaksanakan yakni dengan menciptakan suasana yang kondusif, khidmat, tertib dan nyaman dalam pelaksanaan tata bendera upaca itu sendiri. Dalam hal ini, faktor tempat dan faktor tata letak peserta upacara yang perlu diperhatikan. Hal lain yang perlu diperhatikan yakni efisiensi waktu. Pada saat petugas mempersiapkan diri serta sarana dan prasarana, siswa dipertontonkan film dokumenter bertemakan jiwa patriotisme. Tentunya hal ini akan berdampak positif terhadap jalanya upacara dan perilaku peserta tersebut dalam kehidupan bermasyarakat dan bertanah air. Terakhir yang perlu dilakukanya yaitu, evaluasi akan jalanya upacara bendera setelah upacara selesai dilaksanakan.





III.2. Saran
Semoga solusi ini dapat dikembangkan dan diterapkan agar mampu membuat upacara bendera itu menjadi suatu hal yang luar biasa dalam dunia pendidikan.
Sekiranya, pembelajaran dalam upacara bendera harus terus digali dan disempurnakan sehingga memberikan manfaat yang positif bagi anak-anak sebagai penerus bangsa mengenai semangat kepahlawanan dan cinta tanah air. Akhir kata penyusun menyampaikan kepada semua pihak-pihak terkait harus ikut peran aktif secara bersama-sama guna membangun karakter anak bangsa yang berjiwa patriotisme melalui hal kecil seperti upacara bendera.





















DAFTAR PUSTAKA

Febi’s Blog. Manfaat Sikap Patriotisme dalam Pendidikan
Jamli, Edison dkk. Kewarganegaraan. 2005. Jakarta: Bumi Akasara
Satiman, Sudewo. Gerakan Pemuda di Indonesia. 2003. Jakarta: Hasta Mitra
id.wikipedia.org/wiki/Pahlawan
edukasi.kompasiana.com/2012/06/.../patriotisme-adalah-462584.html
edukasi.kompasiana.com/2012/06/.../patriotisme-adalah-462584.html
http://thanty92.blogspot.com/2011/01/makalah-nasionalisme-dan-patriotisme.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar